Skip to main content

Penyebab dan Cara pengendalian Penyakit Pelepah Terkulai Pada Tanaman Sawit



Pelepah terkulai adalah penyakit pada tanaman sawit yang disebabkan oleh jamur ganoderma boninense. Penyakit ini dapat menyerang seluruh bagian tanaman sawit, termasuk pelepah, batang, dan akar, yang dapat mengakibatkan kematian pada tanaman sawit.

Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya penyakit pelepah terkulai pada tanaman sawit:
  • Kondisi lingkungan yang lembab dan berawa
  • Serangan serangga penggerek pelepah
  • Penularan melalui alat-alat pertanian yang tidak steril
  • Tanah yang tercemar oleh patogen
Cara pengendalian penyakit pelepah terkulai pada tanaman sawit antara lain:
  1. Menerapkan sanitasi yang baik dengan membersihkan semua bagian tanaman sawit yang terinfeksi dan sekitarnya. Ini akan membantu membatasi penyebaran penyakit.
  2. Memotong pelepah yang terinfeksi atau mati dan memastikan alat-alat pertanian yang digunakan steril dan tidak menularkan penyakit.
  3. Melakukan pengolahan tanah dengan menggunakan bahan organik seperti pupuk kandang atau kompos untuk memperbaiki kualitas tanah dan mengurangi risiko penularan penyakit.
  4. Penggunaan fungisida untuk membunuh jamur penyebab penyakit.
  5. Menjaga kelembaban tanah dengan melakukan irigasi secara teratur, namun tidak berlebihan karena kondisi yang terlalu basah juga dapat memicu pertumbuhan jamur penyebab penyakit.
Contoh penggunaan fungisida yang dapat digunakan untuk pengendalian penyakit ini :

Fungisida adalah salah satu cara untuk mengendalikan penyakit pelepah terkulai pada tanaman sawit. Berikut adalah beberapa contoh fungisida yang dapat digunakan:

Triforine
Triforine adalah fungisida kontak yang efektif untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit pada tanaman sawit, termasuk ganoderma boninense.

Tebuconazole 
Tebuconazole adalah fungisida sistemik yang dapat diserap oleh tanaman sawit dan melindungi tanaman dari serangan jamur penyebab penyakit.

Propiconazole 
Propiconazole adalah fungisida yang juga bekerja secara sistemik dan dapat mengendalikan pertumbuhan jamur penyebab penyakit.

Penggunaan fungisida harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertera pada label produk. Selain itu, penggunaan fungisida harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dosis yang tepat, dan waktu aplikasi yang optimal. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli pertanian atau petani terdekat untuk mengetahui jenis dan dosis fungisida yang tepat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit pelepah terkulai pada tanaman sawit.

Comments

Popular posts from this blog

Standar dosis pemupukan bibit kelapa sawit

Pemupukan bibit kelapa sawit biasanya dilakukan saat tanam atau pada saat perawatan pertama setelah tanam. Setelah pemupukan pertama, dosis pemupukan selanjutnya dapat disesuaikan dengan hasil analisis tanah dan pengamatan kondisi bibit kelapa sawit. Disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli pertanian atau konsultan kelapa sawit untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi di lokasi Anda. Salah satu contoh Pemupukan bibit Kelapa Sawit dapat dilihat pada  tabel dibawah ini, sebagai panduan untuk memperkirakan kebutuhan pupuk yang kita gunakan berdasarkan dari umur bibit : Umur (Minggu) Jenis dan Dosis Pupuk (g/bibit) Urea NPKMg 15:15:6:4 NPKMg 12:12:17:2 Kieserite Pembibitan Awal 12 2 g/l air/100 bibit 2,5 - - Pembibitan Utama 14-15 - 2,5 - - 16-17 - 5 - - 18-20 - 7,5 - -

Mol dari Bonggol Pisang (Untuk Tanaman Padi)

MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Kalau Mikro Organisme, kita sudah paham pengertiannya. Untuk Lokal, adalah banyak pengertian. Lokal bisa diartikan “dibuat sendiri”. Jadi pengertiannya MO yang kita buat sendiri. Lokal, bisa juga diartikan organisme yang berada di daerah/di lingkungan kita. Jadi, mikro organisme tersebut adalah MO yang sudah beradaptasi dengan baik di sekitar lingkungan kita. FUNGSI MOL ? Dari MOL inilah, dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos. Dalam hal ini MOL bisa disebut sebagai starter/decomposer.  Dan juga MOL dapat digunakan sebagai pupuk cair pada aplikasi pemupukan. Bisa juga MOL sebagai ZPT (Zat Perangsang Tumbuh). Selain itu, MOL dapat juga sebagai pengurai atau “pabrik pupuk” sehingga unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman. BAHAN PEMBUATAN MOL BONGGOL PISANG   1. 3 Kg Bonggol Pisang 2. 3 Liter Air Kelapa 3. 3 Liter Air Beras 4. Gula Pasir/Gula Merah Secukupnya :D CARA MEMBUAT MOL BONGGOL PISANG Bonggo

PENGUNAAN BIO PESTISIDA (Pegendalian hama secara alami/hayati)

Bio Pestisida adalah : Senyawa/bahan alami/dibuat dari bahan alami yang terdapat di alam (lingkungan sekitar kita) dan digunakan untuk mengendalikan hewan penganggu atau dibuat dari hewan, tanaman atau mikrobia dengan tujuan untuk melindungi tanaman dari kerugian. Bio pestisida sering disebut juga pestisida nabati, pestisida hayati/insektisida organik.    Alasan pengunaan bio pestisida   Untuk menghemat pengeluaran/biaya (uang) serta untuk menjaga kseimbangan alam baik ekologi, bebas residu/racun dan memperkaya keanekaragaman hayati. Bila kondisi tersebut telah tercipta maka alam telah seimbang/selaras antara musuh alami dan organisme penganggu tanaman sehingga pengendalian hama dilakukan sebagai alternatif terahir.   Manfaat dan syarat bahan yang dapat digunaan untuk bio pestisida antara lain :   Bahan bakunya mudah didapat/ditemukan disekitar kita.  Harga murah (bila harus membeli harganya murah) bahkan tidak perlu membeli, mudah diperbanyak (mudah tumbuh)  Da