Skip to main content

PENGUNAAN BIO PESTISIDA (Pegendalian hama secara alami/hayati)

Bio Pestisida adalah : Senyawa/bahan alami/dibuat dari bahan alami yang terdapat di alam (lingkungan sekitar kita) dan digunakan untuk mengendalikan hewan penganggu atau dibuat dari hewan, tanaman atau mikrobia dengan tujuan untuk melindungi tanaman dari kerugian. Bio pestisida sering disebut juga pestisida nabati, pestisida hayati/insektisida organik. 
 
Alasan pengunaan bio pestisida 
Untuk menghemat pengeluaran/biaya (uang) serta untuk menjaga kseimbangan alam baik ekologi, bebas residu/racun dan memperkaya keanekaragaman hayati. Bila kondisi tersebut telah tercipta maka alam telah seimbang/selaras antara musuh alami dan organisme penganggu tanaman sehingga pengendalian hama dilakukan sebagai alternatif terahir.

 

Manfaat dan syarat bahan yang dapat digunaan untuk bio pestisida antara lain : 

  • Bahan bakunya mudah didapat/ditemukan disekitar kita. 
  • Harga murah (bila harus membeli harganya murah) bahkan tidak perlu membeli, mudah diperbanyak (mudah tumbuh) 
  • Dalam proses pembuatannya petani dapat membuatnya sendiri (mudah dibuat) 
  • Hasil dari ramuanya tidak jauh berbeda dari bahan yang kita beli 
  • Tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan (mudah terurai) 
  • Mengurangi ketergantungan dengan dunia luar (luar negeri) Bahan yang digunakan dapat berperan sebagai pupuk dan zpt bagi tanaman

Ciri-ciri bahan atau tanaman yang dapat digunakan yaitu ;  
  • Serangga/hewan kurang menyukainya/daun/batangnya sehingga terlihat utuh karena mempunyai bulu halus. 
  • Tanaman tersebut mempunyai aroma/bau yang tajam sehingga kurang disukai hewan/aroma penolak. 
  • Mempunyai rasa yang pahit/getir sehingga hewan kurang menyukainya 
  • Tanaman tersebut mempunyai daya racun baik pada batang, buah dan umbi atau pada getah sehingga hewan kurang menyukainya/teracuni.
Bagian tanaman yang dapat digunakan untuk bahan bio pestisida adalah : 
  • Dedaunan (tembakau, mimba) 
  • Biji/buah/bunga (mimba) 
  • Batang/kulit batang tanaman (suren/pule) 
  • Getah tanaman tertentu (tuba) 
  • Umbi/perakaran (gadung) Tanaman yang mengeluarkan aroma (sereh/jahe) 
Cara pengunaan biopestisida adalah ; 
  • Bila terjadi peninggkatan jumlah organisme penganggu tanaman yang jumlahnya melebihi ambang ekonomi, artinya populasi per batang diduga akan menyebabkan kerugian atau gagal panen. 
  • Aplikasi penggunaan bio pestisida untuk pencegahan atau sebagai proteksi/perlindungan dari serangan hewan pengganggu atau pencegahan dilakukan bila terlihat gejala serangan pada tanaman tetangga.
Cara kerja bio pestisida untuk pengendalian adalah ; 
  • Mampu merusak perkembangan telur, larva dan pupa serangga hama. 
  • Menghambat pergantian kulit dari fase pupa 
  • Mengganggu komunikasi serangga 
  • Menyebabkan nafsu makn berkurang 
  • Menghambat reproduksi serangga betina 
  • Aroma yang ditimbulkan dapat mengusir hama (menolak) 
  • Menghambat perkembangan patogen penyakit 
  • Sangat baik untuk digabungkan dengan cara pengendalian lain.  
 Bahan yang dugunakan untuk bio pestisida adalah :  
  • Beberapa hewan yang menjadi musuh alami dari OPT yang bersangkutan misal : laba-laba pemangsa werang. 
  • Jamur, virus atau bakteri yang sedang memarasiti serangga tertentu misalnya jamur Beuverria bassiana, Metharrizium anisopalie, Harsutella sp, Bacillus thuringiensis dll (sebagai patogen hama) 
  • Tanamna yang dapat meracuni atau membunuh serangga baik yang berupa getah, bau dan rasa misal : gadung, jengkol, tembakau dan tuba 
  • Urine/air kencing hewan/manusia yang difermentasi air/cairan yang berasal dari kumpulan serangngga/hewan yang diblender/ditumbuk dan diambil airnya untuk mengusir hama penganggu.
Bahan yang digunakan sebagai perekat/pencampur biopestisida supaya melekat pada tanman atau hewan :
  • Labu siam 
  • Lerak/pucung 
  • Sabun colek 
  • Air bekas rebusan kentang/ubi kayu. 
  • Tanaman yang bila dihaluskan mengeluarkan lender (bunga sepatu, daun randu dll) 
Kelemahan/kekurangan pada pengunaan bio pestisida ; 
  • Daya kerjanya relatif lambat 
  • Tidak membunuh jasat sasaran secara langsung 
  • Kurang praktis 
  • Daya simpan kurang/tidak tahan lama disimpan 
  • Perlu aplikasi berulang-ulang 
  • Setelah dilakukan aplaikasi perlu dilakukan pengkajian terus 
  • Tidak tahan sinar matahari Kesulitan dalam menentukan bahan yang tepat (pada bahan tertentu tiap daerah mempunyai kegunaan berbeda)
  • Beberapa bahan yang digunakan untuk mencampur bahan bio pestisida adalah :  
    • Spritus, peranya adalah untuk memisahkan sari racun dengan ampas bahan pembuat bio pestisida. 
    • Alkohol, fungsinya sama dengan spritus 
    • Sabun cuci (sabun colet), untuk perekat 
    • Air panas, Kegunaanya adalah untuk mempercepat pemisahan sari racun pada bahan/memperkuat rasa/bau pada bahan pembuat bio pestisida. 
    • Trusi (bahan pembuat lem) perannya untuk membuka stomata pada daun sehingga aplikasi bio pestidida dapat masuk kejaringan tanaman 

    Contoh beberapa bahan yang dapat dicampurkan saat aplikasi bio pestisida adalah :
    • Pupuk Cair Organik Nutrisi (PCO nutrisi) 
    • Pecin/penyedap rasa (penguat hijau daun/pemacu hijau daun) perannya setara dengan pengunaan pupuk nitrogen/urea 
    • Air kelapa yang sudah difermentasi 
    • Gula/tetestebu/molase sudah difermentasi 
    • Urin/air kencing hewan sudah difermentasi 
    • Abu dapur sudah direndam air dan disaring 
    • Asap cair 
    • Belerang Kapur sirih 

    Kelebihan lain dalam pengunaan bio pestisida adalah :  
    • Tidak membunuh musuh alami hama 
    • Aman untuk mamalia, lebah, burung dan mamalia 
    • Mempengaruhi hormon pada serangga saja karena hormon tersebut tidak dimiliki oleh manusia dan hewan lain. 
    • Mudah terurai/terdegradasi sehingga tingkat residu racunya rendah. 
    • Tidak menimbulkan mutasi dan resistensi (kekebalan) pada generasi hama baru/peranakan hama berikutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Standar dosis pemupukan bibit kelapa sawit

Pemupukan bibit kelapa sawit biasanya dilakukan saat tanam atau pada saat perawatan pertama setelah tanam. Setelah pemupukan pertama, dosis pemupukan selanjutnya dapat disesuaikan dengan hasil analisis tanah dan pengamatan kondisi bibit kelapa sawit. Disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli pertanian atau konsultan kelapa sawit untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi di lokasi Anda. Salah satu contoh Pemupukan bibit Kelapa Sawit dapat dilihat pada  tabel dibawah ini, sebagai panduan untuk memperkirakan kebutuhan pupuk yang kita gunakan berdasarkan dari umur bibit : Umur (Minggu) Jenis dan Dosis Pupuk (g/bibit) Urea NPKMg 15:15:6:4 NPKMg 12:12:17:2 Kieserite Pembibitan Awal 12 2 g/l air/100 bibit 2,5 - - Pembibitan Utama 14-15 - 2,5 - - 16-17 - 5 - - 18-20 - 7,5 - -

Mol dari Bonggol Pisang (Untuk Tanaman Padi)

MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Kalau Mikro Organisme, kita sudah paham pengertiannya. Untuk Lokal, adalah banyak pengertian. Lokal bisa diartikan “dibuat sendiri”. Jadi pengertiannya MO yang kita buat sendiri. Lokal, bisa juga diartikan organisme yang berada di daerah/di lingkungan kita. Jadi, mikro organisme tersebut adalah MO yang sudah beradaptasi dengan baik di sekitar lingkungan kita. FUNGSI MOL ? Dari MOL inilah, dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos. Dalam hal ini MOL bisa disebut sebagai starter/decomposer.  Dan juga MOL dapat digunakan sebagai pupuk cair pada aplikasi pemupukan. Bisa juga MOL sebagai ZPT (Zat Perangsang Tumbuh). Selain itu, MOL dapat juga sebagai pengurai atau “pabrik pupuk” sehingga unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman. BAHAN PEMBUATAN MOL BONGGOL PISANG   1. 3 Kg Bonggol Pisang 2. 3 Liter Air Kelapa 3. 3 Liter Air Beras 4. Gula Pasir/Gula Merah Secukupnya :D CARA MEMBUAT MOL BONGGOL PISANG Bonggo