Skip to main content

PENGELOLAAN TANAH BERKELANJUTAN

Pengelolaan tanah berkelanjutan adalah praktek yang penting dalam pertanian modern yang berkelanjutan. Tanah yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan hasil yang lebih baik, meningkatkan kesuburan, mengurangi erosi, dan meningkatkan kualitas air. Dalam artikel ini, kita akan membahas praktek-praktek pengelolaan tanah berkelanjutan yang dapat diadopsi oleh petani untuk meningkatkan hasil pertanian mereka.



Pemupukan Berkelanjutan
Pemupukan berkelanjutan adalah praktik pengelolaan tanah berkelanjutan yang penting. Dalam pemupukan berkelanjutan, petani menggunakan pupuk organik atau pupuk sintetis dengan bijaksana. Pemupukan organik seperti pupuk kandang, hijauan, dan kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Pemupukan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah, dan jangan terlalu berlebihan.

Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman adalah praktik penting dalam pengelolaan tanah berkelanjutan. Dalam rotasi tanaman, petani menanam jenis tanaman yang berbeda pada waktu yang berbeda untuk membantu memperbaiki kesuburan tanah dan mengurangi risiko penyakit dan hama. Rotasi tanaman juga dapat membantu meningkatkan hasil panen dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida.

Konservasi Tanah
Konservasi tanah adalah praktik pengelolaan tanah berkelanjutan yang melibatkan pengurangan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah. Praktik konservasi tanah meliputi pengelolaan air, penanaman kembali, penggunaan mulsa, dan penanaman di lereng yang lebih landai. Hal ini dapat membantu mempertahankan kesuburan tanah dan mengurangi dampak erosi.

Pengelolaan Air
Pengelolaan air adalah praktik penting dalam pengelolaan tanah berkelanjutan. Petani dapat mempertahankan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen dengan mengelola air dengan baik. Praktik pengelolaan air meliputi pengaturan irigasi, penanaman di daerah aliran air, dan pengelolaan air permukaan dan air tanah.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit adalah praktik penting dalam pengelolaan tanah berkelanjutan. Petani dapat mengurangi penggunaan pestisida dengan mengadopsi praktek pengendalian hama dan penyakit yang berkelanjutan, seperti penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap penyakit, penggunaan teknik pengendalian biologis, dan praktek pengelolaan tanaman yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, pengelolaan tanah berkelanjutan adalah praktek penting dalam pertanian modern yang berkelanjutan. Praktik-praktik ini dapat membantu meningkatkan hasil pertanian, mempertahankan kesuburan tanah, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan

Salah satu contoh pemupukan berkelanjutan yang dapat diterapkan adalah penggunaan pupuk organik, seperti pupuk kandang, hijauan, dan kompos. Pupuk organik ini memiliki beberapa keuntungan:
  • Meningkatkan kesuburan tanah: Pupuk organik mengandung nutrisi penting yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
  • Mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia: Pupuk organik dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang lebih mahal dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
  • Meningkatkan kualitas tanah: Pupuk organik dapat membantu meningkatkan struktur tanah, memperbaiki sirkulasi air dan udara, serta meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air.
  • Membantu menjaga keanekaragaman hayati: Pupuk organik dapat membantu meningkatkan keanekaragaman hayati di tanah, dengan memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme dan makhluk hidup lainnya.
Untuk menerapkan pemupukan berkelanjutan dengan menggunakan pupuk organik, petani dapat mengumpulkan bahan organik seperti kotoran ternak, dedaunan, jerami, dan limbah makanan. Bahan-bahan ini kemudian dapat diolah menjadi pupuk organik seperti kompos atau digunakan sebagai pupuk hijauan. Selain itu, petani juga dapat menggunakan pupuk organik dalam kombinasi dengan pupuk kimia untuk meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan.



Comments

Popular posts from this blog

Standar dosis pemupukan bibit kelapa sawit

Pemupukan bibit kelapa sawit biasanya dilakukan saat tanam atau pada saat perawatan pertama setelah tanam. Setelah pemupukan pertama, dosis pemupukan selanjutnya dapat disesuaikan dengan hasil analisis tanah dan pengamatan kondisi bibit kelapa sawit. Disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli pertanian atau konsultan kelapa sawit untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi di lokasi Anda. Salah satu contoh Pemupukan bibit Kelapa Sawit dapat dilihat pada  tabel dibawah ini, sebagai panduan untuk memperkirakan kebutuhan pupuk yang kita gunakan berdasarkan dari umur bibit : Umur (Minggu) Jenis dan Dosis Pupuk (g/bibit) Urea NPKMg 15:15:6:4 NPKMg 12:12:17:2 Kieserite Pembibitan Awal 12 2 g/l air/100 bibit 2,5 - - Pembibitan Utama 14-15 - 2,5 - - 16-17 - 5 - - 18-20 - 7,5 - -

Mol dari Bonggol Pisang (Untuk Tanaman Padi)

MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Kalau Mikro Organisme, kita sudah paham pengertiannya. Untuk Lokal, adalah banyak pengertian. Lokal bisa diartikan “dibuat sendiri”. Jadi pengertiannya MO yang kita buat sendiri. Lokal, bisa juga diartikan organisme yang berada di daerah/di lingkungan kita. Jadi, mikro organisme tersebut adalah MO yang sudah beradaptasi dengan baik di sekitar lingkungan kita. FUNGSI MOL ? Dari MOL inilah, dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos. Dalam hal ini MOL bisa disebut sebagai starter/decomposer.  Dan juga MOL dapat digunakan sebagai pupuk cair pada aplikasi pemupukan. Bisa juga MOL sebagai ZPT (Zat Perangsang Tumbuh). Selain itu, MOL dapat juga sebagai pengurai atau “pabrik pupuk” sehingga unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman. BAHAN PEMBUATAN MOL BONGGOL PISANG   1. 3 Kg Bonggol Pisang 2. 3 Liter Air Kelapa 3. 3 Liter Air Beras 4. Gula Pasir/Gula Merah Secukupnya :D CARA MEMBUAT MOL BONGGOL PISANG Bonggo

PENGUNAAN BIO PESTISIDA (Pegendalian hama secara alami/hayati)

Bio Pestisida adalah : Senyawa/bahan alami/dibuat dari bahan alami yang terdapat di alam (lingkungan sekitar kita) dan digunakan untuk mengendalikan hewan penganggu atau dibuat dari hewan, tanaman atau mikrobia dengan tujuan untuk melindungi tanaman dari kerugian. Bio pestisida sering disebut juga pestisida nabati, pestisida hayati/insektisida organik.    Alasan pengunaan bio pestisida   Untuk menghemat pengeluaran/biaya (uang) serta untuk menjaga kseimbangan alam baik ekologi, bebas residu/racun dan memperkaya keanekaragaman hayati. Bila kondisi tersebut telah tercipta maka alam telah seimbang/selaras antara musuh alami dan organisme penganggu tanaman sehingga pengendalian hama dilakukan sebagai alternatif terahir.   Manfaat dan syarat bahan yang dapat digunaan untuk bio pestisida antara lain :   Bahan bakunya mudah didapat/ditemukan disekitar kita.  Harga murah (bila harus membeli harganya murah) bahkan tidak perlu membeli, mudah diperbanyak (mudah tumbuh)  Da