Skip to main content

BUDIDAYA PADI TEKNOLOGI SALIBU

Padi salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen dipotong.

Pada budidaya padi teknologi salibu pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh : 1) Umur panen Tanaman MT-1, 2) kondisi air tanah waktu panen. 3) tinggi pemotongan batang sisa panen (ruas yang tersisa). 4) pemupukan. 5) varietas yang digunakan.

Panen MT-1 sebaiknya dimajukan lebih awal 7-10 hari. Waktu panen sebaiknya tanah dalam keadaan lembab. Tinggi pemotongan yang baik adalah 3-5 cm dari permukaan tanah, jerami sisa pemotongan tidak usah dikeluarkan, bila melapuk akan menjadi pupuk organik. Waktu pemotongan 7-4 hari setelah MT-1 panen. Pemupukan untuk sementara dipakai rekomendasi setempat/sama dengan tanaman pindah. Secara umum hampir semua varietas bisa disalibukan, sementara untuk dataran tinggi ada varietas Lumuik, Kurik, Kusuik, untuk dataran rendah ada anak Daro, Cisokan, Batang Piaman.

Tiga fase yang mendukung keberhasilan Budidaya Padi Teknologi Salibu (BPTS), pada Table.
1.      Tanaman Induk (MT-1)
Ditanam system Legowo, panen lebih awal 1 minggu, waktu panen tanah lembab
2.      Awal Salibu (MT-2)
Sebaiknya lahan bebas gulma pemotongan 3-5 cm, selama 1 mgg setelah pemotongan kondisi air macak-macak
3.      Pemeliharaan tanaman/tunas (20-25 hsp).
Penjarangan, penyisipan, pemupukan, penyiangan, dan pembenaman jerami sisa pemotongan batang.

Tabel, Paket Teknologi Padi Salibu
Parameter
Kegiatan
Panen sebelumnya
Lebih awal 7-10 hari, tanah waktu panen dalam keadaan lembab
Persiapan lahan
Penyemprotan gulma (herbisida kontak), secara spot. Bila lahan kekeringan sebaiknya dilakukan penggenangan 2-3 hari.
Pemotongan batang
Pemotongan batang sisa panen dilakukan pada umur 7-10 hsp
Peng. Tanah
Tidak ada
Persemaian
Tidak ada
Tanam
Tidak ada
Penjarangan
Penjarangan umur 20-25 hari
Penyisipan
Penyisipan umur 20-25 hari
Pemupukan
Rekomendasi setempat dan ditingkat N 20-25%. Pupuk awal umur 25 hsp, susulan 35-40 hsp
Pengendalian gulma/siang
Lebih awal dan membenam jerami umur 20-25 dan 35-40 hsp
Pemeliharaan
Standar OPT dan PHT
Umur panen
Lebih awal 20% dari umur biasa
Potensi hasil
110-120 % dari hasil tanam pindah

HASIL
Teknologi padi salibu dapat meningkatkan produktivitas lahan serta meningkatkan indeks panen (Ip) dari 2 menjadi 3, dari 3 menjadi 4 kali panen dalam 1 tahun. Dari potensi teknologi padi salibu dapat meningkatkan produktivitas lahan dan secara ekonomi meningkatkan pendapatan petani.

Keuntungan budidaya padi teknologisalibu adalah umur relative lebih pendek (80-90% dari tanaman induknya ). Kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah setara Rp. 2 s/d 2,5 juta/ha sekali panen karena penghematan pada pengolahan tanah, tanam dan penggunaan benih, serta dapat menanggulangi keterbatasan benih suatu daerah. Ketika tenaga kerja terbatas. Budidaya padi teknologi salibu akan membantu percepatan produksi dibanding tanaman pindah.

MANFAAT DAN DAMPAK
Manfaat
-          Meningkatkan produktivitas lahan sawah melalui peningkatan IP (indeks panen)
-          Penghematan biaya produksi pada pengolahan tanah, tanam dan benih
-          Menanggulangi kelangkaan varietas/benih
-          Menuju pertanian organik ramah lingkungan

Dampak
-          Meningkatkan pendapatan petani, biaya produksi berkurang dan produksi pertahun meningkat
-          Pengembalian bahan organik (jermi) lebih besar, terutama dari sisa potongan batang.
-          Bagi daerah yang kekurangan tenaga kerja sangat membantu proses produksi
-          Bila 1 kabupaten mengembangkan padi salibu 5000 ha, maka terjadi peningkatan pendapatan ditingkat petani sebesar Rp. 100 miliar/tahun.
Catatan :
-          Bila MT-2 akan disalibukan, sebaiknya MT-1 ditanam dengan system legowo

-   Keberhasilan teknologi salibu akan ditentukan oleh penjarangan, penyisipan, pengendalian gulma dan pemupukan pertanaman umur 20-25 hari setelah pemotongan batang sisa panen.

Comments

Popular posts from this blog

Standar dosis pemupukan bibit kelapa sawit

Pemupukan bibit kelapa sawit biasanya dilakukan saat tanam atau pada saat perawatan pertama setelah tanam. Setelah pemupukan pertama, dosis pemupukan selanjutnya dapat disesuaikan dengan hasil analisis tanah dan pengamatan kondisi bibit kelapa sawit. Disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli pertanian atau konsultan kelapa sawit untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi di lokasi Anda. Salah satu contoh Pemupukan bibit Kelapa Sawit dapat dilihat pada  tabel dibawah ini, sebagai panduan untuk memperkirakan kebutuhan pupuk yang kita gunakan berdasarkan dari umur bibit : Umur (Minggu) Jenis dan Dosis Pupuk (g/bibit) Urea NPKMg 15:15:6:4 NPKMg 12:12:17:2 Kieserite Pembibitan Awal 12 2 g/l air/100 bibit 2,5 - - Pembibitan Utama 14-15 - 2,5 - - 16-17 - 5 - - 18-20 - 7,5 - -

Mol dari Bonggol Pisang (Untuk Tanaman Padi)

MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Kalau Mikro Organisme, kita sudah paham pengertiannya. Untuk Lokal, adalah banyak pengertian. Lokal bisa diartikan “dibuat sendiri”. Jadi pengertiannya MO yang kita buat sendiri. Lokal, bisa juga diartikan organisme yang berada di daerah/di lingkungan kita. Jadi, mikro organisme tersebut adalah MO yang sudah beradaptasi dengan baik di sekitar lingkungan kita. FUNGSI MOL ? Dari MOL inilah, dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos. Dalam hal ini MOL bisa disebut sebagai starter/decomposer.  Dan juga MOL dapat digunakan sebagai pupuk cair pada aplikasi pemupukan. Bisa juga MOL sebagai ZPT (Zat Perangsang Tumbuh). Selain itu, MOL dapat juga sebagai pengurai atau “pabrik pupuk” sehingga unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman. BAHAN PEMBUATAN MOL BONGGOL PISANG   1. 3 Kg Bonggol Pisang 2. 3 Liter Air Kelapa 3. 3 Liter Air Beras 4. Gula Pasir/Gula Merah Secukupnya :D CARA MEMBUAT MOL BONGGOL PISANG Bonggo

PENGUNAAN BIO PESTISIDA (Pegendalian hama secara alami/hayati)

Bio Pestisida adalah : Senyawa/bahan alami/dibuat dari bahan alami yang terdapat di alam (lingkungan sekitar kita) dan digunakan untuk mengendalikan hewan penganggu atau dibuat dari hewan, tanaman atau mikrobia dengan tujuan untuk melindungi tanaman dari kerugian. Bio pestisida sering disebut juga pestisida nabati, pestisida hayati/insektisida organik.    Alasan pengunaan bio pestisida   Untuk menghemat pengeluaran/biaya (uang) serta untuk menjaga kseimbangan alam baik ekologi, bebas residu/racun dan memperkaya keanekaragaman hayati. Bila kondisi tersebut telah tercipta maka alam telah seimbang/selaras antara musuh alami dan organisme penganggu tanaman sehingga pengendalian hama dilakukan sebagai alternatif terahir.   Manfaat dan syarat bahan yang dapat digunaan untuk bio pestisida antara lain :   Bahan bakunya mudah didapat/ditemukan disekitar kita.  Harga murah (bila harus membeli harganya murah) bahkan tidak perlu membeli, mudah diperbanyak (mudah tumbuh)  Da